BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Dalam konteks perekonomian suatu negara, salah satu
wacana yang menonjol adalah mengenai pertumbuhan ekonomi. Meskipun ada juga
wacana lain mengenai pengangguran, inflasi atau kenaikan harga barang-barang
secara bersamaan, kemiskinan, pemerataan pendapatan dan lain sebagainya.
Pertumbuhan ekonomi menjadi penting dalam konteks perekonomian suatu negara
karena dapat menjadi salah satu ukuran dari pertumbuhan atau pencapaian
perekonomian negara tersebut, meskipun tidak
bisa dinafikan ukuran-ukuran yang lain.
Salah satu hal yang dapat dijadikan motor penggerak bagi pertumbuhan
adalah perdagangan internasional. Jika aktifitas perdagangan internasional
adalah ekspor dan impor,
maka salah satu dari komponen tersebut atau kedua-duanya dapat menjadi motor
penggerak bagi pertumbuhan.
II.
Rumusan Masalah
A.
Pengertian Perdagangan International
B.
Peran Perdagangan International Dalam
Perekonomian
C.
Manfaat Perdagangan International
D.
Faktor Pendorong Munculnya Perdagangan
International
E.
Kebijakan Perdagangan International
III.
Tujuan Masalah
A.
Menjelaskan Pengertian Perdagangan
International
B.
Menjelaskan Peran Perdagangan International
Dalam Perekonomian
C.
Menjelaskan Manfaat Perdagangan International
D.
Menjelaskan Faktor Pendorong Munculnya Perdagangan
International
F.
Menjelaskan Kebijakan Perdagangan
International
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Perdagangan International
Perdagangan internasional adalah
perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara
lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa
antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau
pemerintah suatu negara dengan
pemerintah negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi
salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun
(lihat Jalur Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan
politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun
turut mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.
B.
Peran Perdagangan International
Perdagagangan internasional mendorong
masing-masing Negara kearah spesialisasi dalam produksi barang di mana Negara
tersebut memiliki keunggulan komperatifnya. Spesialisasi plus perdagangan bisa
meningkatkan pendapatan riil masyarakat, tetapi spesialisasi tanpa perdagangan
mungkin justru menurunkan kesejahteraan masyarakat.
Ada tiga keadaan yang membuat spesialisasi
dan perdagangan tidak selalu bermanfaat bagi suatu negara. Ketiga keaadan ini
berkaitan dengan kemungkinan spesialisasi produksi yang terlalu jauh, artinya
adanya sektor produksi yang terlalu terpusatkan pada satu atau dua barang saja.
Keadaan ini adalah:
a. Ketidakstabilan pasar luar negeri
Bayangkan suatu negara yang karena
dorongan spesialisasi dari perdagangan, hanya memproduksi karet dan kayu.
Apabila harga karet dan kayu dunia jatuh, maka perekonomian dalam negeri
otomatis akan jatuh. Lain halnya apabila negara tersebut tidak hanya
berspesialsasi pada kedua barang tesebut, tetapi juga memproduksi barang-barang
lain baik untuk ekspor maupun untuk kebutuhan dalam negeri sendiri. Turunnya
harga dari satu atau dua barang mungkin bisa diimbangi oleh naiknnya haga
barang-barang lain. Inilah pertentangan atau konfik antara spesialisasi dengan
diversifikasi. Spesialisasi biasa meningkatkan pendapatan riil masyarakat
secara maksimal, tetapi dengan resiko ketidakstabilan pendapatan tetapi dengan
konsekuensi harus mengorbankan sebagian dari kenaikan pendapatan dari
spesialisasi. Sekarang hampir semua negara di dunia menyadari bahwa
spesialisasi yang terlalu jauh (meskipun didasarkan atas prinsip keunggulan
komperatif, seperti yang ditunjukan oleh teori ekonomi) bukanlah keadaan yang
baik. Manfaat dari diversifikasi harus pula diperhitungkan.
b. Keamanan nasional
Bayangkan suatu negara hanya memproduksi
satu barang, misalnya karet, dan harus mengimpor seluruh kebutuhan bahan
makanannya. Meskipun karet adalah cabang produksi dimana negara tersebut
memiliki keunggulan komperatif yang paling tinggi, sehingga bisa meningkatkan
CPFnya semakin mungkin, tentunya keadaan seperti ini tidak sehat. Seandainya
terjadi perang atau apapun yang menghambat perdagangan luar negeri, dari
manakah diperoleh bahan makanan bagi penduduk negara tersebut? Jelas bahwa pola
produksi seperti yang didiktekan oleh keunggulan komperatif tidak harus selalu
diikuti apabila ternyata kelangsungan hidup negara itu sendiri sama sekali
tidak terjamin.
c. Dualisme
Sejarah perdagangan internasional negara-negara sedang berkembang, terutama semasa mereka masih menjadi koloni negara-negara Eropa, ditandai oleh timbulnya sektor ekspor yang berorientasi ke pasar dunia dan yang sedikit sekali berhubungan dengan sektor tradisional dalam negeri. Sektor ekspor seakan-akan bukan merupakan bagian dari negeri itu, tetapi bagian dari pasar dunia. Dalam keadaan seperti ini spesialisasi dan perdagangan internasional tidak memberi manfaat kepada perekonomian dalam negeri. Keadaan ini di negara-negara sedang berkembang setelah mereka merdeka, memang sudah menunjukan perubahan. Tetapi sering belum merupakan perubahan yang fundamental. Sektor ekspor yang “modern” masih nampak belum bisa menunjang sektor dalam negeri yang “tradisional”.
Sejarah perdagangan internasional negara-negara sedang berkembang, terutama semasa mereka masih menjadi koloni negara-negara Eropa, ditandai oleh timbulnya sektor ekspor yang berorientasi ke pasar dunia dan yang sedikit sekali berhubungan dengan sektor tradisional dalam negeri. Sektor ekspor seakan-akan bukan merupakan bagian dari negeri itu, tetapi bagian dari pasar dunia. Dalam keadaan seperti ini spesialisasi dan perdagangan internasional tidak memberi manfaat kepada perekonomian dalam negeri. Keadaan ini di negara-negara sedang berkembang setelah mereka merdeka, memang sudah menunjukan perubahan. Tetapi sering belum merupakan perubahan yang fundamental. Sektor ekspor yang “modern” masih nampak belum bisa menunjang sektor dalam negeri yang “tradisional”.
Ketiga keadaan tersebut di atas adalah
peringatan bagi kita untuk tidak begitu saja dan tanpa reserve menerima perdagangan
Neoklasik bahwa spesialisasi dan perdagangan selalu menguntungkan dalam
keaadaan apapun. Tetapi di lain pihak, uraian diatas tidak merupkan bukti bahwa
manfaat dari perdagangan tidaklah bisa dipetik dalam kenyataan. Teori
keunggulan komperatif masih memiliki kebenaran dasarnya, yaitu bahwa suatu
negara seyogyanya memanfaatkan keunggulan komperatifnya dan
kesempatan”transformasi lewat perdagangan”. Hanya saja perlu diperhatikan bahwa
dalam hal-hal tertentu pertimbangan-pertimbangan lain jangan dilupakan.
C.
Manfaat Perdagangan International
Adapun beberapa
manfaat dari perdagangan international secara garis besar sebagai berikut :
1. Memperoleh barang yang tidak dapat
diproduksi di negeri sendiri
Banyak faktor-faktor yang memengaruhi
perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut di antaranya :
Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan
internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi
sendiri.
2. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
Sebab utama kegiatan perdagangan luar
negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi.
Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama
jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik
apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.
3. Memperluas pasar dan menambah keuntungan
Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya)
dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang
mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan
internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan
menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.
4. Transfer teknologi modern
Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu
negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.
D.
Faktor pendorong
Banyak faktor yang mendorong suatu negara
melakukan perdagangan internasional, di antaranya sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa
dalam negeri
3.
Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi
5.
Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi.
6.
Adanya kesamaan selera terhadap
suatu barang.
E.
Kebijakan
Perdagangan International
Kebijakan adalah tindakan dan peraturan yang dikeluarkan
pemerintah untuk memperngaruhi struktur, komposisi, dan arah perdagangan
internasional. adapun macam- macam dari Kebijakan Perdagangan Internasional
terdiri atas :
1.
Kebijakan Perdagangan Bebas
Merupakan kebijakan perdagangan yang
menginginkan adanya kebebasan dalam perdagangan, sehingga tidak ada rintangan
yang menghalangi arus produk dari dan ke luar negeri. Manfaat dari perdagangan Bebas menurut Teori
Klasik adalah sebagai berikut :
a)
Dapat mendorong persaingan antar pengusaha, sehingga
nantinya akan
b)
Mendorong terjadinya efisiensi biaya (cost)
sehingga mampu menghasilkan produk dengan harga yang mampu bersaing.
c)
Meningkatkan mobilitas modal, tenaga ahli dan
investasi (faktor produksi) ke berbagai negara sehingga dapat mempercepat
pertumbuhan ekonomi.
d)
Meningkatkan perolehan laba sehingga memungkinkan para
pengusaha berinvestasi lebih luas
e)
Konsumen dapat lebih bebas dalam menentukan variasi
dan pilihan produk yang diinginkan.
2.
Kebijakan Perdagangan
Proteksionis
Merupakan kebijakan / aturan perdagangan
yang berfungsi melindungi produk-produk dalam negeri agar mampu bersaing dengan
produk asing dengan melakukan cara membuat berbagai rintangan dan hambatan arus
produksi dalam dan ke luar negeri. Berbagai
alasan negara menganut kebijakan proteksionis adalah sebagai berikut :
a)
Hanya negara maju saja yang dapat diuntungkan, karena
memiliki modal dan tehnologi tinggi. Selain itu harga jual produk dari
negara-negara maju dinilai terlalu tinggi disbanding dengah harga bahan baku
yang dihasilkan oleh negara-negara berkembang.
b)
Untuk melindungi industri dalam negeri yang baru
tumbuh
c)
Untuk membuka lapangan kerja. Untuk membuat proteksi
maka industri dalam negeri dapat tetap hidup dan dengan demikian akan mampu
membuka lapangan kerja bagi masyarakat.
d)
Untuk menyehatkan neraca pembayaran.
e)
Untuk meningkatkan penerimaan negara
adapun macam-macam kebijakan
perdagangan Internasional sebagai berikut :
1.
Kuota yaitu, pembatasan jumlah barang yang dapat
diimpor oleh suatu negara dari semua atau beberapa negara tertentu dalam
jangka waktu tertentu.
Beberapa macama kebijakan kuota antara lain :
a)
Absolute Quota
Absolute Quota mengijinkan pemasukan komoditas tertentu
dalam jumlah yang ditetapkan selama jangka waktu tertentu.
b)
Tariff Rate Quota
Tariff Rate Quota mengijinkan pemasukan barang dalam
jumlah tertentu ke suatu negara dengan tarif yang diturunkan selama jangkan
waktu tertentu.
c)
Subsidi
kebijakan denga cara memberikan tunjangan kepada
perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang untuk memperoleh ekspor, sehingga
harga barang tersebut bisa bersaing dengan barang luar negeri.
2.
Kebijakan Tarif, kebijakan yang dilakukan pemerintah
melalui penetapan biaya masuk yang kebijakan dengan tarif/bea impor yang tinggi
terhadap barang yang datang dari luar negeri sehingga harga barang impor akan
menjadi lebih mahal.
a)
Tarif ekspor
kebijakan dengan mengenakan tarif atau bea terhadap
barang yang diekspor dengan nilai yang nilai rendah dengn tujuan untuk
merangsang kegiatan ekspor.
b)
Premi
kebijakan berupa pemberian hadiah atau penghargaan
kepada perusahaan yang mampu memproduksi barang dengan kuantitas dan kualitas
yang tinggi.
c)
Diskriminasi harga
kebijakan penetapan harga produk secara berlainan
dengan negara tertentu, yang dilakukan dalam rangka perang tarif agar negara
tertentu yang dijadikan target maupun mau menurunkan harga.
d)
Larangan Ekspor
kebijakan larangan untuk mengekspor jenis
barang-barang tertentu dilakukan dengan mempertimbangan ekonomi, politik, dan
social budaya dalam negeri.
e)
Larangan Impor
adalah kebijakan melarang impor untuk barang-barang
tertentu dilakukan dengan alasan untuk melindungi produk-produk dalam negeri
atau dengan alasan untuk menghemat devisa
f)
Dumping
kebijakan menjual barang barang ke luar negeri dengan
harga lebih murah dibandingkan dengan harga penjualan di dalam negeri.
3.
Tujuan kebijakan perdagangan International
Adapun Tujuan yang ingin dicapai dari kebijakan
perdagangan Internasional sebagai berikut :
a. Melindungi
kepentingan ekonomi nasional dari kemungkinan pengaruh negatif negara lain
b. Melindungi
kepentingan industri dalam negeri dari persaingan yang tidak sehat ataupun dari
kondisi yang kurang menguntungkan
c. Melindungi
lapangan kerja agar bisa tetap tersedia
d. Menjaga
keseimbangan dan stabilitas neraca pembayaran internasional
e. Mampu
mendorong laju ekspor
f. Menjaga
tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil
Menjaga stabilitas nilai tukar atau kurs
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dilarang komentar berindikasi spam/scam (kata-kata kotor dan sejenisnya) bila terjadi, Komentar anda akan dihapus (maaf)